Kamis, 11 April 2013

BUKU BESAR, BUKU PEMBANTU DAN REKENING





KARAKTERISTIK BUKU BESAR DAN BUKU PEMBANTU

Buku besar (general ledger) merupakan kumpulan rekening-rekening neraca dan rugi laba yang digunakan untuk menyortir dan meringkas informasi yang telah dicatat dalam jurnal.
Buku pembantu (subsidiary ledgers) adalah suatu cabang buku besar yang berisi rincian rekening tertentu yang ada dalam buku besar.
Contoh: beberapa buku pembantu sbb:
- Buku pembantu piutang
- Buku pembantu persediaan bahan baku dan penolong
- Buku pembantu mesin dan alat
- Buku pembantu utang
- Buku pembantu biaya overhead pabrik
- Buku pembantu biaya administrasi dan umum
- Buku pembantu biaya penjualan

Apakah rekening itu ?
Rekening adalah judul suatu catatan akuntansi yang umumya berbentuk T, yang dibagi dua bagian, sebelah kiri disebut debit dan sebelan kanan disebut kredit, sebagai alat untuk mengklasifikasikan dan mencatat transaksi berdasar prinsip tata buku berpasangan (double entry bookeeping).
Rekening kontrol
Rekening buku besar yang rinciannya dibuat dalam buku pembantu disebut Rekening Kontrol yaitu; rekening yang dapat digunakan untuk mengawasi saldo-saldo dalam buku pembantu.
Setiap akhir periode (misalnya bulanan) dapat dilakukan pengecekan dengan cara menjumlahkan saldo-saldo dalam buku pembantu dan membandingkannya dengan saldo dalam rekening kontrolnya.
Posting adalah proses sortir dan pemindahan data dari buku jurnal kedalam buku besar dan buku pembantu disebut juga dengan pembukuan

REKENING BUKU BESAR

Ada berbagai variasi bentuk formulir rekening buku besar:
1. Rekening dengan debit lebar (wide debit ledger)
2. Rekening biasa (regular ledger)
3. Rekening berkolom saldo di tengah (center balance ledger)
4. Rekening berkolom saldo (balance ledger)
5. Rekening ganda berkolom saldo (doubel ledger with balance ledger)
6. Rekening dengan saldo lama dan saldo baru (old and new balance ledger)

1). Rekening dengan Debit dan Kredit Lebar
Bentuk rekening ini menyediakan kolom “keterangan” pada sebelah debit lebih lebar bila dibandingkan dengan kolom “keterangan” pada sebelah kredit.
Hal ini dilakukan karena penjelasan yang bersangkutan dengan transaksi pendebitan lebih banyak bila dibandingkan dengan penjelasan yang bersangkutan dengan traksaksi pengkreditan, dan jika penentuan saldonya perlu dilakukan secara periodik.

2). Rekening Biasa
Bentuk rekening ini sangat luas digunakan.
Rekening ini mempunyai kolom “keterangan” yang sama lebar untuk sebelah debit maupun sebelah kredit.
Umumnya rekening buku besar menggunakan bentuk rekening ini.
Buku pembantu yang menggunakan bentuk rekening ini adalah buku pembantu piutang dan buku pembantu utang

3). Rekening Berkolom Saldo di Tengah
Bentuk rekening ini digunakan jika diperlukan informasi saldo rekening setiap saat, baik saldo debit maupun saldo kredit dan diperlukan penjelasan yang relatif sama banyaknya baik untuk transaksi pendebitan maupun transaksi pengkreditan.
Kolom saldo diletakkan ditengah-tengah rekening.
Rekening pembantu piutang dan utang umumnya menggunakan bentuk formulir seperti ini.

4). Rekening Berkolom Saldo
Bentuk rekening ini digunakan jika diperlukan penjelasan yang banyak, baik untuk transaksi pendebitan maupun transaksi pengkreditan, dan jika diperlukan informasi saldo berjalan setiap saat (maksudnya selalu di tampilkan jumlah nominal dalam saldo setiap terjadi transaksi).
Untuk menunjukkan apakah saldo yang tercantum dalam kolom “saldo” merupakan saldo debit atau saldo kredit, ada dua cara merancang kolom saldo tersebut (a) dengan mencantumkan kolom D/K untuk memberi tanda D untuk saldo debit dan K untuk saldo kredit di muka angka yang tercantum dalam kolom “saldo” dan (b) dengan membuat kolom saldo debit terpisah dari kolom saldo kredit.
Rekening piutang, utang dan persediaan umumnya menggunakan bentuk formulir ini.

MACAM – MACAM KODE BUKU BESAR



Berikut ini macam-macam kode yang dapat digunakan:
1. Kode Urut Nomor
Kode yang disusun urut nomor. Agar setiap kode mempunyai jumlah angka (digit) yang sama perlu direncakan dulu jumlah digitnya, misal jumlah digitnya sebanuyak empat angka maka kodenya akan dimulai dengan 0001 dan diakhiri 9999.
Kode urut ini sederhana, tetapi tidak memenuhi persyaratan fleksibilitas. Sebaiknya kode urut ini digunakan untuk memberi nomor (kode) dokumen atau bukti transaksi.
2. Kode Kelompok
Kode kelompok membagi data ke dalam kelompok tertentu. Tiap kelompok akan diberi kode dengan angk, sehingga masing-masing posisi angka kode mempunyai arti. Lebih lengkap lihat kode rekening-2.
3. Kode Blok
Dalam kode blok, setiap kelompok data diberi kode dalam blok nomor tertentu. Cara pemberian kode ini dapat memenuhi persyaratan fleksibilitas sehingga dapat digunakan untuk pemberian kode pada rekening. Lebih lengkap lihat kode rekening-rekening.
4. Kode Desimal
Setiap kelompok data akan diberi kode 0 sampai 9. Oleh karenanya pengelompokkan data harus dilakukan maksimum dalam sepuluh kelompok.
Agar kode desimal ini dapat digunakan untuk pengelompokkan data yang luas , dapat disusun kelompok-kelompok yang bertingkat. Lebih lengkap lihat kode rekening-2.
5. Kode Mnemonic
Merupakan singkatan dari karakteristik data. Misal, pabrik sepatu, persediaan sepatu pria ukuran besar dapat dibuatkan kodenya SPB (Sepatu Pria Besar). Bisa juga kode ini disusun dengan kombinasi huruf dan angka, misal sepatu pria dengan nomor 42 diberi kode SP42.
Sebaiknya kode mnemonic ini digunakan bila data atau elemennya (itemnya) tidak terlalu banyak, sehingga tidak menyulitkan pemakainya. Bila terlalu sering perubahan itemnya dan banyak datanya maka pemakai kode akan sulit mengingatnya.
6. Kode Bar
Digunakan untuk industri makanan dan minuman diluar negeri (misal: USA) yang menggunakan Universal Product Code (UPC). Tiap pengusaha makanan dan minuman yang berpartisipasi akan diberikan 10 digit sebagai kode produknya. Lima digit pertama berisi kode perusahaan, lima digit berikutnya berisi kode produk.
Kode bar ini dapat dibaca oleh mesin Automatic Tag Readers, dan langsung diproses di dalam komputer.
Kode iji juga dipakai dalam perpustakaan, dll.

KODE REKENING

Pemberian kode untuk klasifikasi rekening diperlukan karena dapat memudahkan untuk mencari rekening-rekening yang diinginkan. Apabila pembukuan dilakukan dengan mesin maka kode ini tidak dapat dihindarkan dan menjadi sangat penting dan menjadi sangat penting.
Kode rekening harus disusun secara konsisten.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk dalam memberikan kode yaitu dengan angka, huruf ataupun kombinasi keduanya. Tidak memandang cara mana yang digunakan, kode yang diberikan harus dapat memenuhi syarat-syarat sbb:
a. Memungkinkan adannya perluasan rekening tanpa harus mengadakan perubahan kode.
b. Harus mudah diingat
c. Memudahkan bagi pihak yang menggunakan.